SOAL SASTRA SIMULASI UN 2015
YAYASAN
PENDIDIKAN ISLAM RAUDLTUL ULUM
MADRSAH
ALIYAH RAUDLATUL ULUM TAHUN PELAJARAN 2014/2015
TRY
OUT 1
Soal
Paket 1
Mata Pelajaran : Sastra Indonesia
Kelas/Program : XII/Bahasa
|
Hari, tanggal : Jumat, 16 Januari 2015
Waktu : 120
Menit
|
Perhatian : a. Semua jawaban
dikerjakan pada lembar yang tersedia!
b.
Gunakan waktu yang tersedia
|
Pilihlah jawaban yang paling tepat
diantara a, b, c, d, dan e yang sesuai dengan pernyataan sebelumnya dari tiap
nomor pada kolom lembar jawaban yang tersedia.
1.
Tuti duduk membaca buku di atas kursi kayu
yang lebar, di bawah pohon mangga, di hadapan rumah sebelah Cideng Weg.
Tiap-tiap petang, apabila ia sudah menyelesaikan pekerjaan rumah dan sudah pula
mandi dan berdandan, biasanya ia duduk di tempat itu menanti hari senja.
Sesungguhnya, nikmat duduk berangin-angin di hadapan rumah memandang Cideng Weg
yang sepi itu. Ke hadapan, latang ia melihat ke seberang kali, kepada
rumah-rumah batu yang indah. Di langit jauh di belakang rumah bersusun, awan
senja berbagai-bagai warnanya, mengantarkan matahari yang akan terbenam.
Latar penggalan novel Layar Terkembang
di atas adalah …
A. sebuah taman D. di rumah batu yang indah
B. di depan rumah E.
menjelang senja
C. di belakang rumah susun
2. Novel Marianne Katoppo yang berjudul
Raumanen dapat dikategorikan sebagai bacaan populer, Plot ceritanya sederhana
saja. Manen bertemu Monang. Mereka saling mencinta. Terjadi kehamilan atas diri
Manen akibat percintaan itu. Klimaksnya terjadi waktu Monang ternyata tak
berani menikahi Manen lantaran orang tuanya menjodohkannya dengan gadis lain. Penyelesaiannya ialah Manen bunuh diri.
Unsur intrinsik yang terdapat pada
penggalan resensi di atas adalah …
A. sudut pandang dan plot D.
sudut pandang dan latar
B. gaya dan penokohan E. plot dan perwatakan
C. perwatakan dan latar
3. Surat-surat itu berbagai-bagailah isinya.
Masing-masing menyatakan “cinta berahinya yang tidak terhingga” dengan
rupa-rupa caranya. Ada
yang mengancam hendak menembak diri di bawah jendela tempat Corrie di asrama
jika cintanya tidak terbalas, ada yang hendak menghanyutkan diri di sungai
Ciliwung, dan ada pula yang hendak membawa untungnya ke benua Amerika.
Sedikit pun Corrie tidak mengindahkan
“ratap dan tangis” dari segala pihak itu, segala ancaman hendak meninggalkan
“dunia air mata” ini, dibacanya dengan gelak terbahak-bahak seorang dirinya.
(Salah Asuhan, Abdul Muis)
- Menyindir D. menghibur
- Bercanda E. serius
- menasehati
4. Beribu tahun yang lalu, hidup seekor naga
raksasa berwarna merah. Dia sudah bosan hidup di bumi. Dikumpulkannya
binatang-binatang lain untuk diajak hidup di balik awan. Ada sebuah tempat yang aman dan indah. Semua
binatang yang ikut disuruhnya naik punggungnya. Ternyata yang ikut cukup banyak
dan baru terasa bahwa tak mungkin mengangkat seluruh binatang yang ikut.
Naga Merah menggeliat, mendengus,
mengeram, dan akhirnya terbang. Sampai setinggi pohon, dia baru mengetahui
bebannya terlalu berat. Dia sendiri akan terjerembab jika yang menunggangi
punggungnya tidak dijatuhkan.
Dari penggalan fabel tersebut dapat
disimpulkan sifat tokoh Naga Merah adalah …
A.
suka memperhatikan nasib kawan-kawannya.
B.
Ceroboh dan tidak bertanggung jawab terhadap
tindakannya.
C. Sombong dan memamerkan kekuatannya di
hadapan kawan-kawannya.
D. Merasa senang bila mengetahui
kawan-kawannya mendapat kecelakaan.
E.
Senang melihat kawannya menderita karena
perbuatannya.
5.
Bukan guna-guna, bukan mantra, bukanlah yang
gaib-gaib, yang dapat dipakai untuk melayani laki-laki. Tetapi perempuan yang
menurut, selalu akan dicintai oleh suaminya. Sifat penurut pada perempuan
membangkitkan kasihan laki-laki. Sifat penurut itu ialah jalan menuju cinta,
kesungguhan hati menuju kasih sayang, dan setia membangkitkan kepercayaan.
Bukan keturunan, bukan kekayaan dan kecantikan yang menjadi tiang perkawinan.
Hanyalah semata-mata sifat penurut, menyesuaikan diri akan kemauan suami,
kepandaian menjaga dan merahasiakan segala yang tak usah diketahui orang lain.
Hanya itulah yang harus engkau pelajari … (Layar Terkembang, Sutan takdir
Alisahbana).
Unsur budaya yang
terdapat dalam kutipan di atas adalah …
A.
suami lebih berkuasa daripada istri D. istri harus selalu mengalah
pada suami
B.
istri penurut menimbulkan kasih pada suami
C.
istri sangat jauh mencintai suami E. suami harus selalu
dilayani oleh istri
6. Pengarang menceritakan
segala perasaan dan pengalamannya semasa kecil. Pengarang berhasil memaparkan
peristiwa demi peristiwa secara berkesinambungan dan menuntut pembaca untuk menyelesaikan
jalan cerita sampai terakhir. Pengarang menceritakan pertemuan tentara Jepang
dengan tokoh di kebun belakang rumah. Cerita beranjak dari propaganda Jepang yang mengajak rakyat Indonesia
berjuang untuk memenangkan perang Asia Timur Raya.
Unsur resensi yang menonjol dalam
penggalan resensi moral di atas adalah ….
A. Penokohan D. Sudut pandang
B. Alur E. Tema
C. Latar
7.
“Aku
tidak meminta yang bukan-bukan, Sukri. Kemiskinan telah membikin aku terbiasa
untuk menerima apa adanya. Kau tidak usah memikirkan kado. Dirimu adalah kado
perkawinanku yang berharga. Ambillah aku, Sukri. Sebagai istrimu aku telah
bahagia. Jangan pikirkan kado yang tidak-tidak.”
Watak tokoh aku dalam
penggalan cerita di atas adalah
A.
penurut dan sabar D. sabar dan
setia
B.
setia dan jujur E. lugas dan setia
C. jujur dan lugas
8. Sepeninggal babu, yang berjalan ke
belakang dengan agak bersungut-sungut, duduklah Zubaidah di atas kursi. Pada
air mukanya yang tak dapat dikatakan bulat penuh lagi, karena sudah agak lanjut
umurnya, tetapi masih elok dan manis parasnya. Terbayang suatu perasaan yang
terkandung di dalam hatinya. Rupanya perasaan itu sangat menyesakkan dadanya.
Dua tiga kali ia menarik nafas panjang, mengeluh dengan perlahan-lahan
“Suria! Hal yang sekecil itu sudah menerbitkan marahnya, remah
anaknya telah menyempitkan merihnya! Akan tetapi hal lain-lain, yanag patut dan
mesti diperhatikan, hampir tiada pernah dipedulikannya. Rumah tangga! Begini
sulitnya urusan rumah tangga, begini susahnya hidup sekarang ini, Suria berlaku
bagai acuh tak acuh juga. Yang dipentingkannya hanyalah kesenangan dirinya.
Burungnya lebih perlu kepadanya daripada anak-anaknya. Hampir tak pernah ia
bertanya, bagaimana sekolah Aleh dan Enah…”
Masalah yang tersirat dalam penggalan cerpen di atas adalah
…
A. Suria lebih mencintai burungnya.
B. Zubaidah selalu mempersoalkan
anak-anaknya.
C.
Kenakalan Aleh dan Enah memusingkan bapak
ibunya.
D.
Suria selalu mempermasalahkan yang kecil,
sepele, dan tidak bermanfaat.
E.
Suria selalu mempermasalahkan Zubaidah yang
tidak dapat melayani dengan baik.
9.
Si Teto anak kolong mengalami masa
kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa, akhirnya padat dengan pengalaman dan
pemikiran yang arif bijaksana. Ia seorang tokoh yang berkembang dari anak menjadi dewasa jasmani dan
pikirannya. Teknologi, filsafat, mistik, bersatu dalam diri Setadewa, alias
Teto.
Masalah yang disoroti
dalam penggalan resensi di atas adalah …
A. perkembangan tokoh Teto.
B. Gambaran tokoh Teto sejak kecil sampai
dewasa
C. Teto tokoh yang supel, pandai, dan
bijaksana
D.
Teto seorang tokoh yang menguasai
teknologi, filsafat, dan mistik.
E. Liku-liku kehidupan tokoh Teto
10. “Pulang ke mana Mas? Saya antarkan.” Tiba-tiba
suara itu terdengar sangat dekat di telingaku sewaktu aku melangkah di halaman
stasiun. Aku pura-pura tak peduli.
“ Pulang ke mana sih?” suara tukang becak
itu berlanjut. Pasti ditujukan padaku. Terasa tangannya menggamit tasku.
“Dekat kok,” jawabnya
sekenanya.
“ Ya, mari saya
antarkan.”
Aku menoleh padanya.
Sialan, dialah tukang becak yang selama dua kali berturut-turut kepulanganku
berhasil mencegat dan akhirnya berhasil memaksaku naik becaknya. Yang pertama,
setelah tiba di rumah dia meminta tambahan ongkos meskipun yang kuberikan sudah
lebih dari cukup. (Sekali-sekali Mas, katanya). Yang terakhir waktu aku sedang
menawar becak lain dia sengaja, dengan tubuh kerempengnya, menyorongkan
becaknya. Kesudahannya dia aminta tambahan ongkos dengan gaya merengek.
Sifat tokoh tukang
becak yang tersirat dalam penggalan cerpen di atas adalah ….
A.
suka memaksa D. tak tahu diri
B. berlagak jagoan E. pemberani
C. pengiba
11. Aku pulang. Perasaanku tak menentu. Aku
pergi tidur. Perasaanku tak karuan. Dan aku tak tertidur. Aku memejamkan mata.
Harman ada dalam kepala. Mengapa aku tak dapat melenyapkan dia dan memandang
dirinya tanpa arti? Mengapa sedih hatiku melihatnya bercanda dengan gadis lain?
Aku merasa seperti seorang diri dan terpencil. Sendiri dan dilupakan. Sendiri
dan tak punya arti. Tak punya arti sama sekali bagi Harnan. (Astiti Rahayu,
karya Iskasiah Sutanto).
Jenis latar pada penggalan novel di atas
adalah …
A. Suasana C. daerah
B. Ruang D. keadaan batin E. waktu
12. Usman Effendi mengatakan bahwa
penyelesaian Belenggu tidak sempurna. Pengarang memang tidak mematikan
pelakunya, sehingga ceritanya berakhir, tapi menyuruh mereka berpisah sehingga
dengan demikian cerita terpaksa berakhir. Namun bagi pengarang itulah akhirnya,
walaupun kalimat terakhir cerita berbunyi ‘pintu kemanakah itu?’ Prof Teeuw
beranggapan bahwa kalimat itu tidak menimbulkan keberanian, malah lebih
menyatakan kesangsian daripada keyakinan.
Unsur yang dibahas pada penggalan bahasan
roman di atas adalah …
A. plot cerita C. tokoh
cerita
B. isi cerita D.
ide cerita E.
misi cerita
13. Kepribadian
Herman yang penuh kekuasaan seorang manajer itu cukup jelas, tetapi
perkembangan pribadi “istri” kurang definitif. Apa yang hilang adalah suasana
cerita. Arus rasa ini memang selalu kurang teraba dalam novel. Penjelasan
persoalanlah yang selalu digarap penulisannya. Pembaca kurang terbawa larut
dalam pengalaman batin tokoh-tokohnya karena berhasil memperbaiki persoalan
“bentuk” yang selalu kurang berhasil
dalam kedua novelnya yang terdahulu. Daalam cerita ini yang dapat dilihat jelas
permulaan, perkembangan persoalan itu dan akhir atau penyelesaian yang
diajukan. Ia telah lengkap sebagai sebuah cerita, sebuah wujud, sebuah bentuk.
Unsur sastra yang dikritik dalam penggalan
di atas adalah …
A. sudut pandang D.
tema
B. penokohan E.
amanat
C. alur
14. Setelah Samsul membaca kecelakaan ini,
lalu ia menundukkan kepalanya ke atas mejanya, menanagis amat sangat, karena
sedih akan nasib kekasihnya dan untungnya sendiripun. Segala citaa-cita hatinya
yang semakin lama diharap-harapkannya pada saat itu seakan hilang lenyap,
sebagai sebuah batu jatuh ke lubuk, hujan jatuh ke pasir, tak dapat dicari
lagi. Pengharapan yang telah sekian lama berurat berdaging dalam jantungnya,
tiba-tiba diputusnya oleh Datuk Maringgih, dengan putus yang tak dapat
disambung lagi (Siti Nurbaya karya Marah Rusli).
Watak tokoh Samsul
dalam penggalan di atas ditampilkan melalui …
A.
uraian pengarang D.
jalan pikiran tokoh
B.
uraian tokoh lain E.
perbuatan tokoh
C. pengalaman tokoh
15. Tetapi Syeh Radjab memasukkan anaknya
dengan hati penuh harapan ke sekolah pemerintah, sambil diberi pelajaran dan
pendidikan agama serta cara-cara hidup di desanya. Cepat sekali ia mendapat
hasil yang memuaskan dan mendapatkan penghargaan guru-gurunya. Ia selalu
tekun dan menjaga sopan santun. Kalaupun tidak parlente, kebersihan selalu
dipeliharanya. Di samping itu ia lebih jantan, bahasanya lebih baik dan lebih
fasih dari teman-temannya anak-anak tuan besar yang suka menjulurkan lidah dan
tidak dapat bicara bahasa Arab dengan baik itu. Sekaranag ia sudah menang
pertandingan, harapannya sudah tidak akan meleset, dan dialah yang menjadi
harapan keluarganya.
Penggalan di atas
menggunakan sudut pandang …
A.
gaya akuan D. gaya diaan
B.
orang pertama E. orang kedua
C.
orang kedua jamak
16. “Sekali lagi,
risikonya tinggi. Kau boleh coret namaku dari kontrak ini kalau mau terus!” Ia menyebut dia “kau”. Rosano menatap
tajam-tajam, mencoba mengendalikan diri. “Oke!” katanya setelah mengontrol
nafasnya. “Saya coret nama kamu. Akan saya laporkan itu pada Seismoclypse
sebagai permintaan kamu sendiri.” (Saman karya Ayu Utami).
Watak tokoh Rosano dilukiskan melalui
…
A. apa yang
diperbuatnya D. ucapan-ucapannya
B. penggambaran
fisik tokoh E.
pikiran-pikirannya
C. penerangan
langsung pengarang
17. Beberapa hari
kemudian aku tertarik pada seorang guru. Frits namanya. Orangnya bertipe piknis
dan celoteh sekali. Celotehnya kadang-kadang bernada mengejek tetapi kalau dia
diejek, dia takkan marah melainkan mengubahnya menjadi kelakar yang
bertele-tele. (Sang Guru,
Gerson Poyk).
Watak tokoh Frits dalam penggalan di atas dilukiskan melalui …
A.
tingkah
lakunya D.
kondisi fisiknya
B. cerita langsung
pengarang E.
tuturan pelaku lain
C.
cerita
orang-orang di sekitarnya
18. Pak Sastro juga beragama. Tapi, dia tak
dapat menanggung perasaannya karena melihat betapa semangat beragama yang
meluap itu terutama disebabkan penderitaannya karena kehilangan perkutut “Ya
Allah!” “Alangkah besarnya persoalan yang engkau timpakan atas pundakku
ini” katanya berkali-kali dalam hati. Mudah-mudahan kawan-kawanku sedesa
terhindar selanjutnya dari cedera (Koong, Iwan Simatupang).
Latar yang terdapat pada penggalan di atas menyatakan suasana …
A.
Ruang D.
tempat
B.
Waktu E.
daerah
C.
batin
19. “Ia menghendaki aku seperti perempuan
lain. Ia mengira aku meminta ini dan itu. Dan ia siap untuk memenuhi,
untuk membuktikan bahwa ia adalah suami yang terhormat di mataku. Tapi aku
tidak pernah meminta hingga akhirnya ia merasa malu (Warisan, Chairul Harun).
Penggalan novel di atas menggunakan
sudut pandang
A. orang pertama D. orang kedua
B. diaan sertaan E. diaan taksertaan
C. orang ketiga
20. Mati yang
mati, dikuburkan, habis kisahnya
terasa sedih, karena berpisah daripadanya
tapi hidup yang tiada artinya
terasa sedih, sebab bergaul dengan
dirinya
Unsur intrinsik yang tidak terdapat
pada bait puisi di atas adalah …
- Tema D. latar
- Rima E.
pilihan kata
- Majas
21. Lamalah sudah
aku mencari
Berkelana
kembali kian kemari
Bersuka raya
di taman sari
Baru sekarang
‘ku mengerti
Bahwa bahagia
di dalam hati
(Sanusi Pane)
Sajak di atas menggambarkan ….
- Orang yang merasa
berbahagia karena hasil yang telah dicapainya.
- Orang yang telah
menjumpai apa yang dicari selama mengembara.
- Orang yang mencari kesunyian dan kedamaian dalam dirinya sendiri.
- Orang yang mencari kebahagiaan melalui kedamaian dalam hatinya.
- Orang yang mengembara ke mana-mana mencari ketenangan hidup.
22. Pernyataan-pernyataan di
bawah ini dapat digunakan untuk mengemukakan apresiasi, kecuali….
- Saya rasa novel ini
sangat bagus, dan pantas dibaca oleh para remaja.
- Menurut pendapat saya
novel ini sangat penting, dan perlu dibaca oleh para remaja.
- Saya kira novel ini
memang sangat bagus, tetapi kiranya tidak cocok dibaca para remaja kita
sekarang.
- Saya percaya bahwa
Anda juga akan mengatakan baik dan perlu dibaca remaja bila Anda telah
membaca novel ini.
- Kiranya novel ini
sangat menarik bagi para remaja maka sebaiknya setiap remaja membacanya.
23. Karya-karya sastra pada zaman Jepang bercorak simbolik
karena ….
- takut berterus terang D. tidak berani
bertanggung jawab
- untuk
menghindari sensor Jepang E. kekejaman pemerintah Jepang
- takut kepada
pemerintah Jepang
24. Yang dapat membedakan cerita pendek dan novel adalah
….
- masalah jenis karangan D.
masalah digresi dalam karangan
- masalah kesan yang ditimbulkan E. masalah sifat karangan
- masalah bentuk
karangan
25. Berikut ini masalah-masalah yang dapat membedakan
pantun dan soneta, kecuali ….
- masalah sampiran dan isi D. masalah larik-larik tambahan
- masalah persajakan atau rima E. masalah bentuk
- masalah jumlah baris
atau larik
26. Aku ini
binatang jalang
Dari
kumpulannya terbuang
Penggalan puisi di atas
mengandung makna ….
- binatang yang bebas D. bebas dari
segala ikatan
- binatang yang tak
terikat E. semangat yang bebas melaksanakan getaran jiwa
- menurut kehendaknya
sendiri
27. Seluruh
negeri ini
Yang terlalu lama dizalimi
Telah belajar kembali
Untuk menjadi berani
Dalam berbuat
Untuk menjadi berani menghadapi mati
(Taufiq Ismalil)
Isi puisi di atas lebih banyak
menunjukkan ….
A. masalah yang bersifat nasional D. masalah yang bersifat sosial
B. masalah yang bersifat universal E. masalah yang bersifat liberal
C. masalah yang bersifat emosional
28. Apakah yang
kupunya, anak-anakku
Selain buku-buku dan sedikit ilmu
Sumber pengabdian kepadamu
Kalau di hari Minggu engkau datang ke rumahku
Aku takut, anak-anakku
Kursi-kursi tua yang di sana,
Dan meja tulis sederhana
Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya
Semua padamu akan bercerita
Tentang hidupku di rumah tangga
(Hartoyo
Andangjaya)
Puisi di atas bertemakan ….
- Kemanusiaan D. keadilan sosial
- patriotisme E. kebangsaan
- percintaan
29. Bukan guna-guna, bukan
mantra, bukanlah yang gaib-gaib, yang dapat dipakai untuk melayani laki-laki.
Tetapi perempuan yang penurut, selalu akan dicintai oleh suaminya. Sifat penurut pada
perempuan membangkitkan kasihan laki-laki. Sifat penurut itu ialah jalan menuju
cinta, kesungguhan kati menuju kasih sayang, dan setia membangkitkan
kepercayaan. Bukan keturunan, bukan kekayaan dan kecantikan yang menjadi tiang
perkawinan. Hanyalah semata-mata sifat penurut, menyesuaikan diri akan
kemampuan suami, kepandaian menjaga dan merahasiakan segala yang tak usah
diketahui orang lain. Hanya itulah yang harus engkau pelajari.
Unsur
budaya yang terdapat dalam kutipan di atas adalah
A. suami lebih berkuasa
daripada istri
B. istri sangat jauh
mencintai suami
C. istri harus selalu
mengalah pada suami
D. suami harus selalu
dilayani oleh istri
E.
istri penurut menimbulkan kasih pada suami
30. Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
“Ini dari kami bertiga
Pita hitam
pada karangan bunga
Sebab kami
ikut berduka
Bagi kakak
yang ditembak mati
Siang tadi “
(Taufiq Ismail)
Masalah sosial yang terdapat dalam puisi ini ….
- kepedulian terhadap
orang-orang yang menjadi korban
- warna hitam
melambangkan kesedihan
- kehidupan masyarakat
saling membunuh
- solidaritas dengan
pemerintah
- saling memberi hadiah
dan perhatian
31. Si Teto anak kolong mengalami masa kanak-kanak, masa
remaja, dan masa dewasa, akhirnya padat dengan pengalaman dan pemikiran yang
arif bijaksana. Ia seorang tokoh yang berkembang dari anak menjadi dewasa
jasmani dan pikirannya. Teknologi, filsafat, mistik, bersatu dalam diri
Setadewa, alias Teto.
Unsur intrinsik yang disoroti
dalam penggalan resensi di atas adalah ….
- Penokohan B.
tokoh C. alur D. latar E. Teto
32. Novel Marianne Katoppo yang berjudul Raumanen dapat
dikategorikan sebagai bacaan populer. Plot ceritanya sederhana saja. Manen bertemu
Monang. Mereka saling mencintai. Terjadi kehamilan atas diri Manen akibat
percintaan itu. Klimaksnya terjadi waktu Monang ternyata tak berani menikahi
Manen lantaran orang tuanya menjodohkannya dengan gadis lain. Penyelesaianya ialah Manen bunuh diri.
Unsur intrinsik yang terdapat pada penggalan resensi
di atas adalah ….
- sudut
pandang dan plot D. plot dan perwatakan
- sudut pandang dan latar E.
perwatakan dan latar
- gaya dan penokohan
33. Tak lama kemudian muncul Dany, sang juara, dengan
langkah tegap, dan pada wajahnya melekat cemooh yang menghinakan. Wajahnya
lebih tua dan keras. Jaket petinjunya bersulam benang keemasan. Kakinya yang
berotot tampak telanjang hampir sampai ke pinggangnya, menunjukkan keyakinan hatinya
sebagai pemenang. Tetapi penonton menyorakinya dengan “Huuuuu!!!”
Metode penokohan yang ada dalam cerita tersebut adalah
….
- Analitik B.
dramatik C. langsung D. deskriptif E. deduktif
34. Tuti dan Mari dua kakak
beradik. Keduanya putri R. Wiraatmojo, mantan wedana di daerah Banten. Meskipun
Tuti dan Maria bersaudara, sifat mereka sangat berbeda. Tuti seorang pendiam.
Ia selalu berhati-hati dalam bertindak. Ia lebih banyak menggunakan akal dan
pikiran daripada perasaan. Sebaliknya, Maria gadis yang lincah dan periang,
mudah tertawa tapi juga mudah murung. Gadis itu lebih banyak menurutkan
perasaannya. Sifat kedua kakak beradik yang berlainan menyebabkan keduanya
sering tidak sependapat. (Layar
Terkembang)
Unsur intrinsik yang paling
dominan dalam penggalan novel di atas adalah ….
- Alur D. setting
- gaya bercerita E. penokohan
- sudut pandang
35. Awalnya cerita “Lidah
Pingsan” bergerak dari seorang wartawan yang yakin terhadap profesinya. Bahwa
melalui profesi wartawan yang telah digelutinya, ia akan memberikan kesaksian
pada publik terhadap perilaku protes Pak Mardhiko dalam bentuk pepe di Balai
Desa Menangan. Mardhiko yang petani ini protes lantaran anaknya dituduh
menggerakkan kerusuhan dan hilang tak tentu rimbanya.
Penggalan kritik pementasan drama
monolog “Lidah Pingsan” di atas menjelaskan tentang
- ringkasan cerita drama monolog “Lidah Pingsan”
- penjelasan segi menariknya drama monolog “Lidah Pingsan”
- kritik terhadap pertunjukan drama monolog “Lidah Pingsan”
- penilaian kritikus tentang pementasan drama monolog “Lidah Pingsan”
- komentar terhadap penampilan Butet sebagai pemain drama monolog “Lidah
Pingsan”
36. Adalah Lasi, seorang
wanita desa berayah bekas serdadu Jepang. Kulitnya yang putih dan matanya yang
khas membawa dirinya menjadi bekisar untuk hiasan sebuah gedung dan kehidupan
mewah seorang lelaki tua Pak Han di Jakarta. Betapa gagap Lasi ketika menemukan
nilai perkawinannya dengan Pak Han hanyalah sebuah keisengan dan main-main.
Kanjat, laki-laki teman sepermainan yang diharapkan menolongnya ternyata tak
lagi peduli. Begitulah Ahmad Tohari dalam bekisar Merahnya mencoba menjalin
persoalan yang dihadapi tokoh utama.
Penggalan resensi di atas menyajikan ….
- data buku yang sedang
diresensi
- garis besar isi
(sinopsis) novel
- alinea pembuka yang
memperkenalkan pengarang
- ulasan singkat tentang
keunggulan novel yang diresensi
- kritik terhadap jalan
cerita dan gaya penceritaan novel yang diresensi
37. Yudhis adalah penyair yang lugu. Keluguannya
kadang-kadang sampai kepada titik nekad. Sebagai penulis sajak Yudhis nampaknya
tidak memperdulikan apakah yang ditulisnya itu benar-benar sajak atau kisah,
suatu pekerjaan untung-untungan, atau petualangan yang sama sekali tidak pernah
dilakukan oleh penyair-penyair yang berbobot.
(Tentang Sajak Sikat Gigi Yudhistira, Sutardji CB)
Penggalan tulisan Sutardji di atas dapat digolongkan
ke dalam ….
- apresiasi sastra D.
Resensi
- analisis sastra E. kritik sastra
- teori sastra
38. Bungan-bunga yang mekar seperti memberi warna pada
senja. Udara terasa segar. Daun-daun yang melambai, seperti menyerahkan hijaunya pada
amusim. Waktu merambat berputar pada sumbu. Rasa terik yang tadi diam-diam
melangkah memasuki kelam yang menyeruak dari segenap dataran hijau. Warna-warna
berubah mengelam. Kesenyapan mengedap dalam dada desa. Sepi tiba-tiba meriung
seperti kawah gunung. Sepi yang mengalir seakan denyutan nadi. Seperti
menguraikan kehidupan yang abadi.
(Apotik Hijau, Korrie Layun
Rampan)
Unsur setting yang dipaparkan
pengarang dalam penggalan cerita di atas adalah ….
- setting waktu B.
setting sosial C.
setting tempat
- setting
budaya E. setting suasana
39. Datanglah engkau wahai maut
Lepaskan aku dari nestapa
Engkau lagi tempatku berpaut
Di waktu ini gelap gulita (Amir
Hamzah)
Jika diparafrasekan, penggalan
puisi di atas dapat dinyatakan dengan kalimat di bawah ini, kecuali
- Maut diminta datang
oleh penyair untuk melepaskan dirinya dari kesedihan
- Supaya kesedihannya
lenyap, penyair memilih mati
- Maut itu pula tempatnya meminta pertolongan karena waktu itu hatinya
diliputi kekalutan
- Seorang teman
menganjurkannya menghabisi nyawanya
- Ketika kesedihan
menyelimuti, penyair putus asa dan berharap maut datang menjemput
40.
Apabila kritik hanya
boleh lewat saluran resmi,
Maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pernyataan
Tidak mengundang perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan
(Aku Tulis Pamflet Ini, Rendra)
Sasaran kritik penggalan puisi di
atas adalah ….
- dunia pendidikan D. keadaan
ekonomi
- ketidakadilan E.
dekadensi moral
- keadaan politik
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda