Menulis dengan TOP
KUAT
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu
catatan atau informasi pada suatu media
dengan menggunakan aksara. Menulis bertujuan mengutarakan dan mengekspresikan perasaan, memberitahukan atau mengajar, dan mendesak
atau meyakinkan. Selain itu, menulis
juga bertujuan menghibur atau menyenangkan.
Keuntungan menjadi seorang penulis secara nyata dalam kehidupan
kita. Menulis memiliki kebanggaan pribadi jika tulisan kita dapat dimuat di
salah satu media massa cetak, baik lokal maupun nasional sehingga nama diri dan
ide kita dapat dibaca dan diketahui oleh masyarakat, baik para praktisi,
akademisi, maupun klien. Menulis juga mendapatkan honorarium yang sangat
menarik dari tulisan-tulisan yang dimuat di media massa cetak atau majalah,
baik lokal, nasional, maupun internasional. Selain itu, nama kita dikenal
masyarakat luas.
Bagaimana memulai menulis?
Ketika menulis, kita harus menentukan sebuah tulisan atau artikel.
Kita harus memilih artikel yang akan
kita kirim. Hal-hal yang biasanya dilakukan oleh redaktur untuk memilih artikel
yang akan dimuatnya, antara lain sebagai berikut.
1. Apakah
topik artikel aktual atau judulnya menarik.
2. Khusus
untuk judul apakah ada kejutan, keunikan, atau menunjukkan kebaruan.
3. Apakah
panjang tulisan sesuai yang dipersyaratkan masing-masing media masa cetak.
4. Apakah
artikel datang tepat waktu atau bahkan mendahului waktu, khususnya artikel yang menanggapi peristiwa teragenda.
5. Apakah
artikel itu secara teknis memudahkan (misalnya Anda kirim lengkap dengan disketnya).
6. Apakah
artikel itu mempunyai ide baru atau sekadar mengulang pendapat orang lain.
7. Apakah
sudah menggunakan bahasa yang baik dan
benar.
8. Bagaimana
mengurai sintesis antara teori dan kenyataan.
9. Apakah
sistematika penulisan artikel sudah runtut atau belum.
Sebagai pegangan bagi penulis pemula, perlu diperhatikan beberapa persyaratan
ketika ingin menulis artikel, esai, atau mungkin karya jurnalistik lainnya. Ada
beberapa cara memulai menulis dengan menggunakan variasi lead atau paragraf
pembuka sebuah suatu karangan untuk memikat pembaca. Dalam penulisan berita
keras (hard news) di Koran, biasanya karangan dibuka dengan menyajikan
informasi 5W+1H. Sementara dalam penulisan berita ringan (soft news),
feature/karangan khas, opini atau esai pada umumnya menggunakan salah satu dari
rumusan TOP KUAT.
Apa TOP KUAT itu?
Kalimat atau paragraf
pembuka suatu karangan memegang peran yang sangat penting. Ibarat etalase toko
yang ditata sangat apik dan atraktif untuk memikat pengunjung, demikian pula
kalimat pertama sebuah karangan. Kalimat pembuka yang diramu dengan memikat
akan memancing pembaca untuk masuk ke dalam tubuh karangan. Penulis harus
piawai membuka karangannya dan mampu meyakinkan pembaca bahwa karangannya
memang patut dibaca. Untuk itu, kita dapat memulai menulis dengan menggunakan
variasi paragraf pembuka TOP KUAT .
TOP KUAT adalah bentuk
variasi kalimat atau paragraf pembuka suatu karangan yang terdiri dari tesis,
obrolan, perbuatan, kuriositas, ungkapan, anekdot dan Tanya.
1. T-Tesis
Karangan
dibuka dengan kalimat berisi pernyataan atau opini umum penulis tentang sesuatu
hal.
Contoh:
Jarak kegiatan berkomunikasi
merupakan kegiatan vital dalam kehidupan manusia. Berbagai penelitian tentang
kegiatan tersebut telah dilakukan oleh para pakar. Salah satu kegiatan ekonomi
yang dianggap penting adalah kegiatan menyimak….
2. O-Obrolan/Dialog
Karangan
dibuka dengan adegan dialog atau percakapan tokoh/pelaku.
Contoh:
“Saya menyesal, mengapa saya datang
ke sekolah. Padahal, rumah saya rusak total…”
“Keluarga saya masih sedih dengan
meninggalnya sepupu saya. Saya tidak diperbolehkan untuk keluar.”
“Kamu cepat pulang ke Makasar! Di
sini lebih aman daripada di Yogya.”
Begitulah, sharing dari siswa-siswi
SMA de Britto Yogyakarta usai gempa 27 Mei yang melanda Yogya dan Klaten. Duka
dan derita masih melanda mereka. Mereka masih sempat bingung akan berbuat apa
sekarang ini karena bagi mereka pengalaman musibah gemba ada yang pertama....
3. P-Perbuatan
(tindakan)
Karangan
dimulai dengan mendiskrifsikan gerak-gerik, tindakan, atau rentetan perbuatan.
Contoh:
Titik Kusumawardari sedikit
gelisah. Anak panah bidikannya beberapa kali luput dari sasaran. Latihan
pemantapan kali ini, Titik sedang bad mood, kecemasan tinggi. Dia menghela
napas. Matanya sembab dalam diam. Peraih tiga emas SEA Games 2011 itu
beristirahat sejenak. Tak lama, pria berkulit gelap berkacamata menghampirinya.
Dia adalah pelatih pelatnas panahan, Daniel Lumalesil.”Sudahlah kalau ingin
nangis lepaskan saja.”
Bagi atlet panahan, faktor mental
tidak kalah penting dari dua aspek lainnya: teknik dan fisik. Kenyataannya,
mental dan ketenangan pikiran acap kali jauh lebih menentukan hasil. Itulah,
mengapa panahan sering dikenal juga sebagai cabang olah rasa, bukan sekedar
olah raga.
4. K-Kuriositas
Karangan
dibuka dengan pernyataan yang dapat memancing rasa penasaran atau rasa ingin
tau pembaca. Untuk maksud ini, kadang pernyataan dibuat secara hiperbola dan
mengandung pernyataan kontroversial.
Contoh:
Semakin lama dunia memberikan
tantangan yang semakin kompleks dan rumit. Situasi ekonomi menjadi semakin
sulit. Hubungan personal orang tua dan anak semakin kurang harmonis. Kebebasan
yang ditawarkan pun menjadi semakin tak tau arah. Sementana itu, tindak
kriminal juga semakin meningkat, penyalahgunaan obat-obatan terlarang semakin
mengancam generasi muda, dan banyak masalah serta tantangan lain yang membuat
manusia menjadi semakin tumpul.
5.U-Ungkapan
Karangan
dibuka dengan menyajikan ungkapan berupa peribahasa atau kata-kata kiasan.
Contoh:
Hidup ini ibarat roda yang selalu
berputar. Ada kalanya cepat, pelan, atau harus berhenti dan bertanya pada diri
sendiri tentang sebuah nilai yang hakiki. Hidup manusia akan dihadapkan pada
banyak persoalan. Semua meminta jawaban…..
6. A-Anekdot
Karangan
dibuka dengan menyajikan sebuah ilustrasi cerita ringan atau anekdot.
Contoh:
Pada seminar di UIN Sunan Ampel,
Surabaya, 12 Agustus lalu, soal “ISIS, Khilafah, dan NKRI”, muncul pertanyaan
menggelitik dari seorang peserta. “Atas dasar apa ISIS dilarang di Indonesia?
Jika pelarangnya atas dasar ideologi khilafahnya, mengapa ormas lain dengan
faham serupa tidak dilarang?”
Pertanyaan sederhana itu menghentak
kesadaran tentang rancang-bangun kehidupan beragama di negeri yang belum
sempurna. Ia menyiratkan sebuah kompleksitas penanganan kehidupan beragama di
Tanah air yaitu sejauh mana demokrasi dan konstitualisme mendevinisikan batas
boleh tidaknya sebuah faham keagamaan…..
7. T-Tanya
Karangan
dibuat dengan melontarkan suatu pertanyaan yang dapat memancing pembaca untuk
memikirkan sesuatu yang terkait topik.
Contoh:
Siapa yang tidak ingin bekerja?
Orang tua membiayai anaknya sekolah sampai tingkat tinggi, bahkan kalau perlu
bertitel profesor doktor. Tujuannya agar dapat bekerja mencari nafkah. Akan
tetapi, jika si anak sekolahnya gagal, orang tua pasti marah dan kecewa.
Setelah Anda memahami teknik penulisan paragraf pembuka tersebut silahkan berlatih menulis dengan teknik tersebut...
mantab pak, lanjutkeuunn
BalasHapusAssalamualaikum pak, dulu 2019 saya membutuhkan materi panjenengan. Dan sekarang tahun 2020 saya masih menggunakan prinsip top kuat yang diajarkan panjenengan.
HapusSemoga sehat selalu nggih pak, terimakasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan :)
amin...
Hapus