MENAPAKI KOTA

jalanan adalah pintu kisah yang harus di buka
debur segala rasa terpahat erat di dalamnya
sebuah perpaduan ingin dari segala penaklukan
dalam harum sisa cium kemarau, kini alih rasa hujan
di penghujung jalan Ungaran, etalase bertepuk riuh
geliat tawa pendatang, sesekali terdengar menawar
sebuah dialog etik dalam selendang sapa terpuji
tak sedang menyoal politik yang kian merah terlunta
tak kenal mana kota juga mana desa
/
terbuai detik kesekian, merebah terik yang menganga
pandang memandang gedung-gedung ala kadarnya
nampak pada wajah mereka yang lalu lalalang
semburat ketulusan tanpa campur rebah citra diri
o angin, begitu banyak jalan yang harus ku tapaki
hilir mudik terbang meneguk segala arah
damba ingin mengintai di bawah rimbun pepohon
/
jika langkah terhenti lunglai rapuh mememuncak
maka geliat harap yang sesaat manis, asing terapung
pada aspal hitam, tanah, trotooar juga kursi-kursi halte
damba segala cerita pun lenyap hening terbanting
begitu jauh jalan yang kau tempuh, tak semua utuh
dan kini hanya sulaman munajat yang tulus memutih
akan rasa, dalam lika liku luka perjalanan

Semarang, 2017

Posting Komentar

 
Top