Minggu, 22 Februari 2015

MEMBACA INTENSIF PARAGRAF INDUKTIF

Membaca Intensif Paragraf Induktif

1. Mengidentifikasi Ciri-ciri Teks Berpola Induktif
            Paragraf  adalah bagian dari telaah wacana dalam bahasa Indonesia. Penalaran dalam paragraf sebuah wacana dapat berpola deduktif dan induktif. Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan umum. 
Apabila  diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.  Letak gagasan pokok di akhir paragraf
b.  Letak kalimat utama di akhir paragraf,
c. Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
d. Kesimpulan terdapat di akhir
e.  Pola khusus-umum
Contoh:
            Di dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1952, 62,7% orang Amerika yang dapat dipilih benar-benar telah terpilih. Dalam pemilihan tahun 1956 persentase adalah 60,4%. Pada tahun 1960 adalah 63,8%. Dari penyajian statistik tersebut, ternyata cukup besar golongan orang Amerika yang berhak memilih tidak menggunakan hak pilihnya dengan sungguh-sungguh.
            Dalam  contoh paragraf induktif di atas terdiri atas empat kalimat berurutan yang diawali dengan kalimat pertama sebagai serangkaian kalimat pernyataan, kemudian diikuti kalimat kedua, ketiga, dan diikuti kalimat keempat sebagai kesimpulan.

2. Menarik Kesimpulan Isi Teks Berdasarkan Pola Generalisasi, Analogi, dan Sebab-Akibat
a. Generalisasi
             Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Jadi, generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri sebagai penjelasan lebih lanjut.
Contoh:
            Ular, biawak, cecak, dan sebagainya termasuk jenis binatang melata. Seperti jenis binatang lainnya, binatang-binatang tersebut memerlukan air. Begitu juga tumbuh-tumbuhan misalnya mawar, kelapa, sawo. Manusia juga memerlukan air. Manusia, tumbuh-tumbuhan, dan binatang sangat memerlukan air. Semua makhluk hidup sangat memerlukan air.


 b. Analogi
            Analogi adalah proses penalaran yang berdasarkan pada pembagian dan terhadap sejumlah gejala khusus yang memiliki kesamaan, kemudian ditarik kesimpulan.
Contoh:
           Tubuh manusia dapat diibaratkan seperti lingkungan atau bumi. Kondisi lingkungan kita di masa yang akan datang tentunya bergantung pada perilaku kita terhadap lingkungan itu. Bila kita terus mencemari bumi dengan limbah beracun, tentu kita akan mewariskan bumi yang gersang dan berbau busuk. Demikian juga dengan tubuh kita, bila diberi gaya hidup yang tidak benar, suatu saat tubuh kita akan rusak, seperti bumi yang tercemar.


c.  Sebab-Akibat
            Sebab-akibat adalah proses penalaran yang dimulai dengan mengemukakan fakta yang berupa sebab dan sampai pada kesimpulan yang merupakan akibat.
Contoh:
            Bangsa Jepang suka berkelompok. Kepentingan perorangan ada, tetapi kalau kepentingan bersama membutuhkan, maka kepentingan bersama didahulukan. Dengan demikian, antara kepentingan perorangan dan kepentingan berjalan serasi. Oleh karena itu, untuk melakukan sesuatu secara bersama dan secara terkoordinasi, bagi bangsa Jepang sudah berjalan dengan sendirinya.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda