Majas
Majas atau gaya bahasa atau sering disebut
bahasa figuratif merupakan bahasa kias, bahasa yang diciptakan untuk
menciptakan efek tertentu.
A.
Majas
Perbandingan
1.
Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan
benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
Contoh:
1)
Tanyakan pada rumput yang bergoyang.
2)
Ataukah ia
tangan kabut yang nakal yang telah mencekik lehernya?
2.
Perumpamaan/Simile
Simile adalah majas yang membandingkan dua hal
yang pada hakikatnya berbeda namun dianggap sama. Majas ini ditandai oleh
pemakaian kata pembanding: bagai(kan),
bak, semisal, seperti, serupa, umpama, laksana, dan kata pembanding lainnya.
Contoh:
1)
Wajahmu
bagaikan bulan purnama.
2)
Rina dan Rini
seperti pinang yang dibelah dua.
3.
Metafora
Metafora adalah majas perbandingan yang
diungkapkan secara singkat dan padat tanpa kata-kata pembanding.
Contoh:
1)
Raja siang bersinar terang.
2)
Ibu pulang dari
pasar membawa buah tangan
4.
Alegori
Alegori adalah gaya bahasa yang mempertautkan
satu hal atau kejadian dengan hal atau kejadian lain dalam satu kesatuan utuh.
Majas ini merupakan majas simile atau metafora yang berkelanjutan.
Contoh:
Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi Laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
.....................
(Sanusi
Pane)
Dalam puisi di atas, penyair menyimbolkan Ki
Hajar Dewantara dengan kuntum bunga teratai dengan maksud untuk membandingkan
ciri-ciri bunga teratai dengan gagasan, pikiran, dan cita-cita tokoh pendidikan
itu.
B.
Majas
Pertentangan
1. Hiperbola
Hiperbola
ialah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud yang
memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh:
1) Jangan tentang
aku nanti darahku jadi membeku
2)
Sorak penonton mengguntur membelah angkasa.
2.
Litotes
Majas litotes adalah majas yang mengurangi,
mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh:
1)
Pak, silahkan
mampir ke gubuk kami!
2)
Terimalah
bingkisan yang tidak berharga ini.
3.
Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna bertentangan
dengan maksud untuk menyindir atau memperolok-olok.
Contoh:
1)
Wah, bagus
sekali tulisan kamu! (Padahal tulisannya jelek)
2)
Masih sore
begini sudah pulang, padahal baru jam 2 malam.
4.
Antonomasia
Antonomasia
adalah penyebutan terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya.
Contoh:
1)
Lihat! Si Kriting sedang beraksi.
2)
Si Gendut yang akan menyelesaikan
pekerjaan ini.
5.
Oksimoron
Oksimoron
adalah pengungkapan yang mengandung pendirian/pendapat terhadap sesuatu yang
mengandung hal-hal yang bertentangan.
Contoh:
1) Olahraga mendaki bukit
memang menarik, tetapi juga sangat berbahaya.
2) Siaran radio dapat dipakai
untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi dapat juga sebagai alat
untuk memecah belah suatu kelompok masyarakat atau
bangsa.
6.
Paradoks
Paradoks adalah majas yang antarbagiannya
menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh: Dia merasa kesepian di antara orang-orang yang ramai berjoget.
7.
Antitesis
Antitesis adalah majas pertentangan yang menggunakan
paduan kata yang berlawanan arti.
Contoh: Besar-kecil, tua-muda, pria-wanita,
semua datang ke alun-alun.
C.
Majas Pertautan
1.
Metonimia
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri
atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang atau lainnya sebagai
penggantinya. Contoh:
Saya suka membaca Chairil Anwar.
Tolong belikan gudang garam 1 bungkus!
2.
Sinekdoke
a.
Pars Pro Toto
Pars Pro Toto ialah menyebut nama sebagian
sebagai pengganti keseluruhan.
Contoh:
1)
Dia selalu
menyembunyikan muka semenjak kejadian itu.
b.
Totem Pro Parte
Totem Pro Parte ialah menyebut nama keseluruhan
untuk mengganti nama sebagian.
Contoh:
1) Dalam Piala Asia, Indonesia kewalahan menghadapi Arab Saudi.
Contoh:
1) Dalam Piala Asia, Indonesia kewalahan menghadapi Arab Saudi.
3.
Eufimisme
Eufimisme
adalah majas kiasan halus sebagai pengganti
ungkapan yang terasa kasar dan tidak menyenangkan. Eufemisme digunakan untuk
menghindarkan diri dari sesuatu yang dianggap tabu atau menggantikan kata lain
dengan maksud bersopan santun.
Contoh:
1) Maaf, Bu! Anak ibu tidak
dapat naik kelas karena tidak dapat
mengikuti pelajaran. ( bodoh)
2) Orang itu memang bertukar akal. (Gila)
3) Banyak tunawisma di kota-kota besar. (Gelandangan)
4.
Alusio
Alusio ialah majas yang menunjuk secara tidak
langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
Contoh:
1)
Tugu ini
mengingatkan kita pada peristiwa 10 November.
2)
Jangan pernah meniru
perilaku Si Malin Kundang.
5.
Elipsis
Elipsis adalah majas yang di dalamnya terdapat
penghilangan kata atau bagian kata atau bagian kalimat.
Contoh:
Sunyi. Menunggu mentari muncul. Terus saja
hatiku masygul.
6.
Elipsis
Elipsis ialah majas yang dinyatakan oleh
pengubahan susunan kalimat. Contoh:
Menggigil aku di sini. Dan nama-Mu terus saja
kupanggil.
D.
Majas
Perulangan
1.
Aliterasi
Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan
kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh:
Sepi sekitar tiada tanda hayati
Hanya hamparan haru tanpa tepi
2.
Antanaklasis
Antanaklasis adalah majas yang mengandung
ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh:
Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya
Dan kegelapan, rimba sepi dan kejadian......
3.
Repetisi
Repetisi ialah majas perulangan kata sebagai
penegasan yang dirunut dalam baris yang sama.
Contoh:
Badai kencang menerpa kencang menerjang
4.
Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan kata yang
disusun dalam baris yang berbeda.
Contoh:
Ada cinta yang terpahat
Ada cinta yang tertambat
Ada cinta yang terhambat
Ada cinta yang terlambat