GURINDAM 

Ciri-ciri gurindam 
1. Terbentuk dari dua baris. 
2. bersajak akhir sama, a-a
3. Baris pertama berisi sejenis perjanjian atau syarat 
4.  Baris kedua menjadi akibat atau kejadian yang disebabkan oleh isi baris pertama. 
5. Secara sistematis, kedua baris itu umumnya menyatakan hubungan sebab akibat (kausalitas).
6. Gurindam berisi ajaran kebenaran dan dimaksudkan sebagai nasihat.

         Salah satu gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas karya  Raja  Ali Haji. Gurindam ini dibuat pada zaman dahulu sehingga kata-kata yang digunakan sudah usang dan jarang digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Oleh karena kata-katanya  sudah usang, gurindam agak sulit dipahami.

          Raja Ali Hajiseorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan RiauGurindam Dua Belasditulis dan diselesaikan di Pulau Penyengat pada tanggal 23 Rajab 1264 Hijriyahatau 1847 Masehi pada saat usianya 38 tahun. Karya ini terdiri dari 12 Fasal dan dikategorikan sebagai Syi'r al-Irsyadi atau puisi didaktik, karena berisikan nasihat dan petunjuk menuju hidup yang diridhai oleh Allah SWT. Selain itu terdapat pula pelajaran dasar Ilmu Tasawuf tentang mengenal "yang empat" : yaitu syariat, tarekat, hakikat dan makrifat.

         Untuk melisankan sebuah gurindam dengan baik, sebaiknya Anda memperhatikan aspek lafal, intonasi, dan ekspresi. Hal ini dimaksudkan agar orang lain yang mendengarkan pembacaan itu akan mudah memahami dan mengetahui kekhasan bentuk gurindam pada masanya. Coba Anda baca kembali dengan memperhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi pantun pada pelajaran terdahulu. 



Bacakanlah Gurindam Dua Belas berikut.
Ini Gurindam Pasal yang Pertama
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma'rifat

Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.

Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.

Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.

Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.

Ini Gurindam Pasal yang Kedua
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.

Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua temasya.

Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.

Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.

Ini Gurindam Pasal yang Ketiga
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita

Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping

Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan

Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah f’il yang tidak senonoh

Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat

Ini gurindam pasal yang keempat:
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun roboh.

Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.

Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.

Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.

Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.

Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.

Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.

Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.



Ini Gurindam Pasal yang Kelima
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia

Jika hendak mengenal orang yang mulia
Lihatlah pada kelakuan dia

Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiada jemu

Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai

Ini Gurindam Pasal yang Keenam

Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru

Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri

Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan

Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi

Ini Gurindam Pasal yang Ketujuh

Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta

Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka

Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat

Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih

Apabila banyak mencat (mencacat?) orang
Itulah tanda dirinya kurang

Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur

Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar

Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut

Ini Gurindam Pasal yang Kedelapan
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.

Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.

Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.

Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar pada orang datangnya khabar.

Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.

Kejahatan diri sembunyikan,
kebaikan diri diamkan.

Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.

Ini Gurindam Pasal yang kesembilan
Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.

Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.

Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.

Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.

Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.

Ini Gurindam Pasal yang Kesepuluh
Dengan bapak jangan durhaka
supaya Allah tidak murka.

Dengan ibu hendaklah hormat
supaya badan dapat selamat.

Dengan anak janganlah lalai
supaya dapat naik ke tengah balai.

Dengan istri dan gundik janganlah alpa
supaya kemaluan jangan menerpa.

Dengan kawan hendaklah adil
supaya tangannya jadi kapil.

Ini Gurindam Pasal yang Kesebelas
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.

Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.

Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.

Hendak marah,
dahulukan hujjah.

Hendak dimalui,
jangan memalui.

Hendak ramai,
murahkan perangai.

Ini Gurindam Pasal yang Kedua Belas
Raja mufakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.

Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.

Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh inayat.

Kasihkan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.

Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.

Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.

Akhirat itu terlalu nyata,

kepada hati yang tidak buta.

Posting Komentar

 
Top